DAMPAK PSIKOLOGIS SOSIAL KOGNITIF ANAK DAN PSIKOLOGIS TERHADAP ORANG TUA

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi.Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal.Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik.Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim.
                                
Keterlambatan bahasa dapat terjadi pada siapa pun tergantung bagaimana seorang ibu membimbing bahkan keluarga yang menjadi faktor utama dalam berkomunikasi yang pertama ketika anak dilahirkan. Anak berkebutuhhan khusus adalah anak dengan karakteristik yang berbeda dengan anak pada umumnya, sehingga mata kuliah ini telah mencakup semua pembahasan trehadapa bahasa anak berkebutuhan khusus

Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya Menangis di saat kelahirannya, merupakan cara bayi berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain.

Semua yang terjadi terhadap anak  tentu akan berdampak pada psikologis anak itu sendiri, psikologis orang tuanya, kognitif, dan sosial terhadapa anak. Di dalam makalah ini akan di bahas mengenai dampak keterlambatan bahasa terhadap anak dan orang tua dan yang telah di bahas di atas.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana dampak keterlambatan bahasa terhadap psikologis anak dan orang tua ?
2.      Bagaimana dampak sosial terhadap anak ?
3.      Bagaimana dampak kognitif terhadap anak akibat dari keterlammbatan bahasa ?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui dampak psikologis terhadapa anak dan orang tua
2.      Mengetahui dampak sosial terhadap anak
3.      Mengetahui dampak kognitif terhadap anak


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Bahasa Menurut  Para Ahli
·         Dikutip dari wikipedia, secara etimologis Bahasa berasal dari bahasa Sanskerta yakni भाषा, bhāṣā. Bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
·           Menurut Mc. Carthy, bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
·          Menurut William A. Haviland, Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
·         Menurut Wibowo (2001), Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

Dari semua pengertian diatas kami dapat menyimpulkan bahawa bahasa merupakan alat yang sangat vital juga bermanfaat yang dapat di gunakan untuk berkomunikasi berinteraksi dengan orang lain melalui sistem bunyi, simbol bunyi, prilaku, untuk mengembangkan kemampuan berpikir seseorang.

B.     Tujuan Bahasa

·         Dalam tujuan praktis, bahasa berfungsi untuk melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
·         Dalam tujuan artistik, bahasa yang diolah, dan dirangkaikan dengan indah dapat Dalam tujuan pembelajaran, bahasa merupakan media untuk mempelajari berbagai pengetahuan, baik yang berada pada lingkup bahasa itu sendiri, ataupun diluar bahasa.
·         Dalam tujuan filologis,berfungsi sebagai media pemuasan rasa estetis manusia.
·         bahasa berfungsi untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.
·         Bahasa juga berfungsi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang teknologi sendiri, bahasa juga digunakan pada konsep kecerdasan buatan.

C.     Fungsi Bahasa
Sementara, jika ditilik dari sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode dan amanat pembicaraan, maka sedikitnya ada enam fungsi bahasa yakni sebagai berikut:
1.      Fungsi Personal (Pribadi)
2.      Fungsi Direktif
3.      Fungsi Fatik
4.      Fungsi Referensial
5.      Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
6.      Fungsi Imajinatif

D.    Perkembangan Bahasa Pada Anak Berkebutuhan Khusus

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam  struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya Perkembangan setiap anak pada umumnya berbeda antara satu dengan yang lain. Ada anak yang mahir berjalan lebih dulu tapi belum bisa mengucapkan kata-kata, ada pula anak yang ceriwis bukan main tetapi belum mampu berjalan.

 Untuk meningkatkan keterampilan bicara anak diperlukan stimulasi dari orangtua.Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seorang anak terlambat bicara dibanding teman-temannya. Yang penting bagi para orangtua adalah mengetahui tahapan perkembangan bicara anak.Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu dilakukan stimulasi kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam kandungan.

Dengan stimulasi lebih dini digarapkan kemampuan bicara dan bahsa pada anak lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Biasanya hal ini memerlukan penanganan multi disiplin ilmu di bidang kesehatan, di anataranya dokter anak dengan minat tumbuh kembang anak, Rehabilitasi Medik, Neurologi anak, Alergi anak, atau klinisi atau praktisi lainnya yang berkaitan

Menurut, dr. Vimaladewi Lukito, Sp.A, Tirtayu Healing Center Jakarta, anak usia setahun biasanya sudah bisa mengucapkan beberapa kata. "Waspada bila usia setahun anak belum bisa mengucapkan satu kata, sedangkan pada usia dua tahun periksakan anak bila ia belum bisa bicara 6 kata.

Perkembangan bahasa, pada usia bawah lima tahun (balita) akan berkembang sangat aktif dan pesat. Keterlambatan bahasa pada periode ini, dapat menimbulkan berbagai masalah dalam proses belajar di usia sekolah. Anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa beresiko mengalami kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis dan akan menyebabkan pencapaian akademik yang kurang secara menyeluruh, hal ini dapat berlanjut sampai usia dewasa muda.

Selanjutnya orang dewasa dengan pencapaian akademik yang rendah akibat keterlambatan bicara dan bahasa, akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial. Gangguan bicara pada usia prasekolah, diperkirakankan 5% dari populasi normal dan 70% dari kasus tersebut ditangani oleh terapis (Weiss et al. 1987).

Gangguan perkembangan bicara sangat bervariasi dan masih banyak timbul kontroversi khususnya mengenai penentuan klasifikasi sesuai dengan etiologi atau manifestasi klinisnya.Hal penting yang menjadi perhatian para klinisi adalah mengenai faktor resiko yang mempengaruhi perkembangan bicara dan bahasa.Faktor resiko yang paling sering dilaporkan adalah riwayat keluarga yang positif, gangguan pendengaran, pre dan perinatal problem meliputi kelahiran preterm dan berat badan lahir rendah serta faktor psikososial.  

Deteksi dini dan penanganan awal terhadap emosi, kognitif atau masalah fisik adalah hal yang sangat penting.Orang-orang dewasa ini khususnya orang tua, perawat anak sehari-hari, atau dokter anak sering kali gagal menemukan indikator awal dari disabilitas.  Beberapa anak tidak memperoleh penanganan dengan baik sampai masalah perkembangan itu menjadi sesuatu yang tidak dapat ditangani atau berdampak secara signifikan terhadap hal-hal lain.

Dengan adanya penngantar ini kami akan membahas dampak yang ditimbulkan akibat dari keterlambatan bahasa pada anak berkebutuhan khusus. Dampak dari psikologis anak dan orang tua, sosial, dan kognitif nya.




BAB  III
PEMBAHASAN

A.    Dampak Dari Keterlambatan Bahasa Pada  ABK
Gangguan berbicara dan berbahasa dapat mempengaruhi anak dalam berkomunikasi dengan orang lain, dalam proses memahami atau menganalisa informasi. Ketrampilan berkomunikasi merupakan ketrampilan sangat penting yang dibutuhkan dalam perkembangan anak, khususnya mempengaruhi perkembangan belajar dan perkembangan kognisinya.Membaca, menulis, bahasa tubuh, mendengarkan dan berbicara, semuanya merupakan bentuk berbahasa, sebuah simbol / kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan pendapat dan pikiran.

1.      Dampak kognitif
Perkembangan kognitif berfokus pada keterampilan berpikir, termasuk belajar, pemecahan masalah,rasional, dan mengingat.Perkembangan keterampilan kognitif berhubungan secara langsung dengan perkembangan keterampilan lainnya, termasuk komunikasi, motorik, sosial, emosi, dan keterampilan adaptif.

            Disabilities kognitif mengakibatkan ketidakmampuan untuk berkembang keterampilan  berpikir.Disabilities Kognitif  teramati pada saat menerima layanan intervensi dini atau menerima layanan di sekolah dasar atau menengah.Cacat kognitif kadang-kadang disebut sebagai keterbelakangan mental (Crane, 2002, Dening, Chamberlain, & Polloway, 2000; Kaufman, 1999).

Kebanyakan teori mengakui bahwa keterampilan kognitif diperoleh melalui interaksi struktur neurologis, yang meliputi otak dan sistem saraf, serta budaya-pengaruh lingkungan.Kombinasi ini menghasilkan perkembangan yang unik pada masing-masing anak (Ginsburg & Opper, 1988).

            Dasar proses kognitif meliputi persepsi, perhatian, penalaran, dan memori. Ini membentuk dasar yang lainnya kognitif keterampilan tumbuh (Kuhn, 1999). Defisit dalam bidang ini dapat menyebabkan penundaan kognitif, serta keterlambatan perkembangan pada bidang lainnya.

2.      Dampak Sosial Terhadap Anak
Seringkali kasus keterlambatan bicara pada anak  menjadi kasus yang berat karena tidak diintervensi sejak dini. Dampaknya, anak-anak dengan gangguan  bahasa dan bicara biasanya akan merasa tidak nyaman untuk bergabung dengan teman-temannya dan sulit untuk menerima pemahaman dalam proses pembelajaran di sekolah.

Lebih jauh lagi, jika gangguan bicara dan bahasa masih berlanjut hingga mengganggu komunikasi, maka dapat mengganggu aspek lain juga. Dampak jangka panjangnya yang paling sering terjadi pada anak adalah kesulitan belajar karena permasalahn bahasa, misalnya :  ADD (Attention Deficit Disorder), ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan mental, bibir sumbing, dan ASD (Autism Spectrum Disorder).

3.      Dampak Psikologis Terhadap  Orang Tua
Salah satu penyebab terlambat bicara yaitu teknik pengajaran (cara dan komunikasi) yang salah pada anak karena perkembangan anak terjadi dari proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan (Putranti, Mangunatmadja & Pusponegoro, 2007).Hal pertama yang harus dilakukan orang tua anak terlambat bicara adalah menerima dengan sepenuhnya keadaan anak saat ini. Apabila orang tua mengerti akan keadaan anaknya, maka mereka dapat melakukan pola asuh yang sesuai dengan keadaan anak.

 Sedangkan orang tua yang sulit untuk menerima kondisi  anak dan terlalu menekan, maka orang tua akan semakin sulit untuk berinteraksi dengan anak. Selain orang tua, keluarga besar dan lingkungan sangat diperlukan dalam menghadapi anak terlambat bicara.Orang tua juga harus mempunyai kepekaan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak seusianya.
maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak (Alimul dalam Yasin 2007: 3). Salah satu reaksi orang tua dalam menghadapi anak terlambat bicara adalah kecemasan. Atkinson (1980: 212) menyatakan bahwa kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat berbeda-beda.

Sedangkan menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (dalam Fausiah 2005: 73) kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Bentuk dari kecemasan orang tua dalam mengahadapi anak terlambat bicara dapat berupa kekhawatiran atas masa depan anaknya, biaya finansial yang harus dikeluarkan, dan kerepotan-kerepotan lainnya merupakan beban berat yang harus dipikul oleh orang tua.

Hal tersebut merupakan masalah yang cukup berat, sehingga menimbulkan kecemasan pada orang tua (Setyaningrum, 2007: 2).Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya. Misalnya, terhambatnya anak dalam bergaul dan keterlambatan komunikasi yang akan menyebabkan gangguan mental pada saat dewasa.

Apabila orang tua mengetahui anaknya berusia 2 sampai 2,5 tahun belum bisa bicara dengan lancar, maka orang tua akan merasa khawatir karena hanya potongan-potongan kata tidak jelas yang diucapkan pada anak. Menurut tahap perkembangan anak, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak (Alimul dalam Yasin 2007: ), perkembangan, anak usia 1,5 tahun paling tidak sudah bisa menggunakan minimal 5 kosakata yang tepat seperti papa, mama dan sebagainya.

4.      Dampak psikologis Terhadap Anak
1.      Diseleksia, dari keterlambatan berbahasa memungkinkan anak tidak dapat membaca sehingga anak tersebut tidak dapat mengucapkan huruf yang ia kenal. Dampaknya anak akan lebih memperhatikan orang lain, akan merasa minder terhadap temannya, sosialisasi menjadi terhambat, dan memilih menjauh dari temannya, dan pusat perhatian anak akan beralih kepada yang lebih menarik ketika anak tersebut mempunyai keterlambatan dalam berbahasa .

2.        Dari keterlambatan berbahasa dapat menimbulkan  anak lebih suka menyendiri, karena keterbatasan dalam berbahasa sehingga anak tidak suka bermain dan menghindari keramaian. Anak-anak yang mengalami kelainan ini biasanya akan lebih banyak diam dan tidak suka berbicara. Kelainan psikologis ini akan menyebabkan anak tidak mempunyai teman. Hal ini karena anak akan cenderung memiliki perasaan yang mudah bosan sehingga akan menjauhi teman-temannya,  anak tidaka memiliki rasa simpati terhadap orang lain dan tidak suka bergaul.

3.      Psikologis yang berhubungan dengan kecemasan .Anak-anak yang mengalami kelainan ini akan merasa takut, cemas dan kegelisahan yang berlebihan. Anak-anak akan cenderung merasa cemas dan takut akan hal yang tidak masuk akal. Penderita kelainan ini akan merasa panik dan gelisah secara tiba-tiba. Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh trauma terhadap sesuatau yang pernah dialami oleh anak.

4.    Hiperaktivitas merupakan salah satu kelainan psikologis yang menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam memfokuskan diri terhadap suatu hal. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah kerusakan pada sistem saraf otak. Anak-anak yang menderita kelainan ini akan memiliki respon otak yang lambat dan terbatas. Biasanya anak-anak dengan kelainan ini tidak bisa fokus ketika sedang belajar di sekolah, lebih banyak diam dan gampang lupa terhadap semua hal.
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bicara dan bahasa merupakan dua istilah yang berbeda, pengertian antara berbicara (speech) dan bahasa (language) sering kali membingungkan, tetapi keduanya memiliki perbedaan.Terdapat perbedaan mendasar antara bicara dan bahasa.Bicara adalah pengucapan yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata.

Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi dan dapat dimengerti secara pasif dan aktif melalui komunikasi verbal, non verbal, dan tertulis. Bahasa terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bahasa reseptif: kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar, dan bahasa ekspresif: kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik.

Dampak yang ditimbulkan akibat dari keterlambatan berbahasa adalah pada kondisi psikologis anak dan orang tua, sosial anak, dan kognnitif anak.Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membaca makalah ini.

B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah terlambatanya bahasa pada anak ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan terutama pada anak yang mengalami gangguan bicara dan bahasa. Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.

DAFTAR PUSTAKA

·         http://docplayer.info/76245-2016.Kecemasan-pada-orang-tua-yang-memiliki-anak
·          Guyton AC, Hall JE. Dalam : Irawati Setyawan, penyunting. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC
·         Setiyawati.2014.pustaka pelajar.ajari aku mengucapkannya dengan benar membantu anak anada yang mengalami masalah artikulasi.celeban timur Yogyakarta.pustaka pelajar.
·         Kosasih.2012.car bijak memahami anak berkebutuhan khusus.Bandung: yrama widya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ANAK TUNANETRA

NILAI RUJUKAN KURIKULUM

SIMULASI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DAN KREATIF