NILAI RUJUKAN KURIKULUM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan kurikulum sangat penting sebagai acuan satuan ajar yang merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Dalam komponen kurikulum
banyak komponen-komponen yang harus dipahami. Sebagai suatu system, setiap
komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen
yang membentuk system kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen
lainya, maka system kurikulum juga terganggu.
Salah satu komponen
dari kurikulum yaitu nilai rujukan kurikulum yang pada dasarnya merupakan
seperangkat keyakinan, nilai dan gagasan yang dijadikan kerangka pikir untuk
perencanaan kurikulum dan yang mendasari tindakan pada semua tahap pengembangan
kurikulum.
Oleh karena itu,
bagi pendidik dan calon pendidik harus mampu memahami konsep kurikulum dengan
baik agar dunia pendidikan menjadi lebih baik dan memiliki generasi penerus
yang baik.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas masalah yang akan
kami rumuskan diatas adalah:
1.
Apa
yang dimaksud dengan nilai rujukan kurikulum?
2.
Bagaimana
dengan dimensi rujukan kurikulum?
C.
Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
pengertian dari nilai rujukan kurikulum
2.
Mengetahui
dimensi rujukan kurikulum
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum
muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara
Etimologis curriculum yang berasal
dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya
pelari dan curere yang berarti tempat
berpacu. Jadi istilah kurikulum pada zaman romawi kuno mengandung pengertian
sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start samapai
garis finish.
Pengertian
kurikulum terus berkembang seirama dengan perkembangan berbagai hal yang harus
diemban dan menjadi tugas sekolah/madrasah. Dalam pandangan modern pengertian
kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata
terjadi dalam proses pemdidikan.
Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional pengertian kurikulum dapat dilihat dalam Undang-Undang No.
20 tahun 2003 ( SISDIKNAS ) pasal 1 ayat (9) ialah “seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan isi dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
B. Fungsi
dan Peran Kurikulum
Kurikulum dalam
pendidikan mempunyai beberapa fungsi :
1.
Fungsi
bagi sekolah yang berangkutan
Fungsi kurikulum untuk sekolah bersangkutan
sekurang-kurangnya memiliki dua fungsi :
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan
b. Pedoman dalam mengatur segala kegiatan
pendidikan setiap hari
2.
Fungsi
kurikulm bagi guru
Kurikulum sebagai alat pedoman bagi guru
dalam melaksanakan program pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
alat tujuan sekolah atau madrasah dimana guru itu mengajar.
3.
Fungsi
kurikulum bagi kepala sekolah
Kepala sekolah selaku penanggung jawab
seluruh penyelenggaraan pendidikan disekolah memegang peranan strategis dalam
mengembangkan kurikulum disekolah. Salah satu dimensi tugas kepala sekolah
melakukan supervisi.
4.
Fungsi
kurikulum bagi pengawas
Seorang pengawas yang tidak memahami
kurikulum, bagaimana ia dapat memberikan bimbingan kearah yang tepat dalam
pelaksanaan di lapangan. Tugas tokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan
program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8, Standar
Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional
guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan.
5.
Fungsi
bagi sekolah
Ada dua fungsi yang dapat ditinjau, yaitu:
a.
Pemeliharaan
Keseimbangan Proses Pendidikan
b.
Penyiapan
Tenaga Kerja
6.
Fungsi
bagi Masyarakat dan Penggunaan Lulusan
Kurikulum suatu satuan pendidikan berfungsi
bagi masyarakat dan pihak pengguna lulusan satuan pendidikan tersebut. Dengan
mengetahui kurikulum tingkat satuan pendidikan, masyarakat dan pengguna lulusan
dapat ikut memberi bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan
yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua.
7.
Fungsi
kurikulum bagi siswa
Bagi siswa kurikulum sebagai subjek didik
terdapat 6 fungsi kurikulum, yaitu:
a)
Fungsi
penyesuaian
Sebagai alat pendidikan harus mamu
mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan
dirinya dan ligkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
b)
Fungsi
integrasi
Sebagai alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Pada dasarnya merupakan anggota dan
bagian integral dari masyarakat.
c)
Fugsi
diferensisasi
Sebagai alat pendidikan harus mampu meberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu siswa bagi dari aspek fisik maupun psikis
yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
d)
Fungsi
persiapan
Sebagai alat pendidikan harus mampu
mepersiapkan siswa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan berikutnya.
e)
Fungsi
pemilihan
Sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan kesempatan kepada siswa unruk memilih program-program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
f)
Fungsi
diagnostic
Sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami da menerima kekuatan dan elemahan yang
dimilikinya.
Terdapat
tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu :
a)
Peranan
konservatif
Menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dengan hal ini
para siswa.
b)
Peranan
kreatif
Menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
c)
Peranan
kritis dan evaluative
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa
nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa
perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu,
perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan msa mendatang belum tentu
sesuai apa yang dibutuhkan. Olek Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya
mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang
terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan
budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Nilai Rujukan Kurikulum (Curriculum Value Orientation)
Nilai rujukan pada dasarnya merupakan
seperangkat keyakinan, nilai dan gagasan yang dijadikan kerangka pikir untuk
perencanaan kurikulum dan yang mendasari tindakan pada semua tahap pengembangan
kurikulum.
Dalam konteks pengembangan kurikulum, dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
a)
Nilai
rujukan kurikulum (curriculum value orientation)
Istilah nilai rujukan kurikulum diartikan
sebagai nilai rujukan yang digunakan dalam rangka mengembangkan UUD dan dokumen
kurikulum oleh para pembuat kebijakan dan pengembangan kurikulum pada tingkat
nasional (Jewwet, Ennis dan Bain, 1995:3;Hasan, 2001:4).
b)
Nilai
rujukan kurikulum guru (teacher’s curriculum value orentiation) atau sering di
sederhanakan istilahnya dengan sebutan nilai rujukan guru atau teacher value orientation
(Jewwet, Ennis dan Bain, 1995:37).
Nilai rujukan guru diartikan sebagai nilai
rujukan yang digunakan untuk mengembangkan proses implementasi kurikulum oleh
para pelaksana kurikulum pada tingkat satuan pendidik atau sekolah dan sifatnya
individual (Jewwett, Ennis dan Bain, 1995:37;Hasan,2001:7).
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai rujukan
guru dapat merujuk pada teori Dunkin dan Biddle (1947:32), yaitu terdiri dari
variable passage yang berfungsi sebagai variable latar belakang guru. Variable
conteks yang berfungsi sebagai variable latar belakang sekolah dan variable
proses yang berfungsi sebagai variable Proses Belajar Mengajar.
Sebagai nilai yang berfungsi individual, tidak
mengherankan ababila nilai rujukan guru tidak sejalan dengan nilai rujukan
kurikulum sebagai mana diterapkan oleh para pengembang kurikulum tingkat
nasional.
Jewwett (1994:62) mengembangkan nilai rujukan
guru pendidikan jasmani kedalam lima kategori, yaitu :
a)
Social
Reconstruction
Merupakan nilai rujukan yang menempatkan prioritas
utamanya pada penguasaan keterampilan social, kerjasama, dan kepemimpinan, pada
saat sekarang lebih diarahkan pada pemecahan masalah diskriminasiras, tingkat
social, gender, physical ability, dan penampilan fisik.
b)
Disciplinary
Mastery
Merupakan nilai rujukan yang paling
tradisional yang menempatkan proiritas utamanya pada penguasaan subjek matter.
Contoh : model pendidikan gerak (Rink,2002)
c)
The
Learning Process
Lebih menekankan pada proses belajar. Nilai
rujukan ini didasarkan pada premis yang menyatakan bahwa oleh karena volume
pengetahuan yang besar dan perubahan yang cepat akibat teknologi, maka
pengembangan keterampilan proses untuk terus belajar sama pentingnya dengan
pengembangan keterampilan apa yang dipelajari.
d)
Self
Actualization
Merupakan suatu nilai rujukan yang terpusat
pada siswa yang menekankan pada otonomi individu, dan penentuan arah individu
sendiri. Keputusan-keputusan pembelajaran difokuskan sekitar untuk membentu
siswa meraih potensinya (Jewwett, 1994:57)
e)
Ecological
Integration
Pada dasarnya menempatkan self-actualization
sebagai bagian yang integral dari lingkungan yang selalu berubah secara
konstan. Belajar diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain dalam sebuah
lingkungan tertentu untuk membantu siswa menciptakan kehidupan dimasa yang akan
dating yang akan dilaluinya.
B. Dimensi
Nilai Rujukan Kurikulum
McNeil (1990) dalam bukunya curriculum :
Comprehensive Introduction, mengungkapkan dalam istilah “Conceptions of
curriculum” dan mengklasifikasian nilai rujukan kedalam dimensi yaitu :
a)
Nilai
Rujukan Humanistic
Terfokus pada pengembangan otonomi,
integritas, dan pertumbuhan masing-masing individu. Aktualisasi diri individu
siswa merupakan inti dari nilai rujukan humanistic. Sumber kurikulum humanistic
lebih cenderung menekankan pada individunya.
b)
Nilai
Rujukan Social Recontrucsionist
Pada usaha mempersiapkan siswa untuk dapat
memecahkan berbagai masalah serius dalam kehidupan manusia sehingga dapat
memperbaiki kehidupan masyarakat dan menghasilkan kehidupan masa depan
masyarakat yang lebih baik. Social Recontrucsionist berkeyakinan bahwa masalah
kehidupan masyarakat bukan hanya merupakan perhatian social studies melaikan
juga merupakan perhatian dari disiplin ilmu. Oleh karena itu, disiplin ilmu
harus terkait dengan masalah kehidupan social dan ditekankan dalam kurikulum.
c)
Nilai
Rujukan Tecnological
Cenderung terfokus pada bagaimana mengajar
dari pada apa yang harus diajarkan. Tujuan utamanya adalah menemukan alat yang
efektif dan efisien untuk meraih tujuan akhir. Keputusan mengenai apa yang
harus diajarkan diraih melalui analisis apa yang diperlukan untuk menampilkan
suatu pekerjaan. Tujuan pembelajaran cenderung memperkuat pentingnya tujuan
konvensional dan tradisi pemilahan bidang kajian akademik seperti, matematika,
sains, bahasa, seni, dan bidang tekhnis terapan untuk mengembangkan dunia
bisnis dan industri. Sumber kurikulum technological cenderung lebih menekankan
pada perpaduan subject matter dan masyarakat melalui perkembangan teknologinya.
d)
Nilai
Rujukan Akademik
Terfokus pada perolehan hasil akademis. Para
ahli kurikulum orientasi akademik memandang kurikulum sebagai alat untuk
mengantarkan siswa pada bahan kajian dan disiplin ilmu. Mereka menganggap bahwa
bahan kajian dan disiplin ilmu merupakan tujuan dari pada sebagai sumber
informasi untuk memecahkan masalah individu dan masyarakat. Sumber kurikulum
akademik menekankan pada subject matter. Longstreet and shane (1993) dalam buku
mereka, Curriculum for A New Millenium, mengungkapkanya dalam istilah “
Curriculum Design and The Patterns Followed” dan mengklasifikasinya dalam empat
dimensi.
a.
The
society-Oriented Curriculum
Memfokuskan diri
pada kehidupan masyarakat. Beberapa sekolah yang menggunakan aliran ini berkeyakinan
bahwa tujuan sekolah adalah melayani kebutuhan masyarakat. Kehidupan masyarakat
berikut kebutuhanya dijadikan dasar bagi pemilihan knten pada kurikulum ini.
b.
The Child-Centered Curriculum
Terfokus pada
siswa. Beberapa sekolah yang menggunakan aliaran ini berkeyakinan bahwa siswa
merupakan sumber kurikulum yang sangat penting. Oleh karena itu, konten
kurikulum sangat fleksibel untuk selalu berubah mengikuti perkembangan belajar
siswa.
c.
The
Knowledge-Centered Curriculum
Menempatkan
knowledge sebagai bahan terpenting dari kurikulum. Beberapa sekolah yang
menggunakan kurikulum ini berkeyakinan bahwa pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
individual akan lebih baik manakala isi kurikulum terdiri dari pengetahuan yang
merefleksikan dibutuhkan masyarakat dan indivdunya.
d.
The
Eclectic Curriculum
Merujuk pada
pemilihan isi kurikulum yang didasarkan pada sejumlah sumber kurikulum yang
berbeda. Para penganut kurikulum ini berkeyakinan bahwa semua siswa harus
mempelajari materi dan aktifitas inti tertentu sehingga siswa sesuai dengan
keadaan masyarakat dan memenuhi persyaratan kebutuhan masyarakat.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas kesimpulan yang
dapat kami ambil bahwa nilai rujukan kurikulum merupakan bagian dari strategi
pembuatan kurikulum, keyakinan, nilai dan gagasan yang dijadikan kerangka pikir
yang mendasari tindakan pada semua tahap pengembangan kurikulum.
Dimensi nilai rujukan kurikulum yaitu:
1.
Nilai
Rujukan Humanistic
2.
Nilai
Rujukan Social Recontrucsionist
3.
Nilai
Rujukan Tecnological
4.
Nilai
Rujukan Kurikulum.
B.
Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini
adalah penulis mohon kritik dan saran atas pembutan makalah ini. Dan mohon maaf
apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Luar Biasa UNTIRTA dan umumnya
bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah,S.2013.Pengembangan Kurikulum
Baru.Bandung:Remaja Rosdakarya
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran.2016.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Rajagrafindo Persada
Hendri,W.2015.Nilai Rujukan
Kurikulum.[online].tersedia:http://windahendri23.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar