Ketindihan atau Sleep Paralysis

Ada satu pertanyaan: apakah ketindihan berhubungan langsung dengan roh-roh supernatural? Apakah gue kemarin malam (dengan segala kesesakan di dada dan ketakutan yang tak berujung) memang lagi didatangin?
Ketindihan (atau bahasa kerennya sleep paralysis) adalah sebuah fenomena yang asik banget untuk dipelajari. Kejadian ini tidak terjadi begitu saja tanpa alasan yang jelas. Di akhir artikel ini, harapan saya sederhana saja, semoga Perspekter bisa menjelaskan ke teman-teman yang lain untuk menambah iman dan ilmu pengetahuan mereka ya.
Okay, so first things first, lingkaran miskonsepsi ini dapat dijelaskan, dimulai dari suatu hal fundamental. Yap, siklus tidur. Siklus tidur sendiri dibagi jadi dua bagian besar, yaitu non-REM (atau NREM) dan REM. REM itu sendiri adalah kepanjangan dari rapid eye movement, dan NREM berarti non-rapid eye movement. Fase NREM punya beberapa tahap, dari N1 sampai N4. 
Yuk, mulai dari tahap N1. Mari kita sebut siapa pun yang sedang tidur sebagai the Sleeper (biar kesannya horror gitu ya). Di tahap ini, the Sleeper masih gampang sekali untuk dibangunkan, aktivitas otot juga mulai melambat (rileks) dan kedua mata lambat laun mulai sayu. The Sleeper akan sering mengalami sensasi “terjatuh” (hypnic myoclonia). Hampir semua dari kalian pasti pernah mengalaminya, kok!
Di fase selanjutnya yaitu fase N2, the Sleeper mulai memasuki tahap benar-benar tidur. Otot sudah sangat rileks, gerakan mata mulai terhenti, dan temperatur tubuh mulai menurun. Kalau di fase ini Perspekter dicolek-colek sama adik atau kakak, kalian tidak akan terbangun. (tergantung seberapa kuat jari saudara menusuk kalian ya)
Di fase N3 dan N4 (tahap N3 dan N4 digabung menjadi satu karena tidak ada perbedaan yang begitu signifikan diantara kedua tahap ini), the Sleeper telah masuk ke fase tidur yang dalam, di mana the Sleeper akan SULIT untuk dibangunkan. Bahkan, konon katanya kalau the Sleeper terbangun pada fase ini, ia akan mengalami disorientasi yang lumayan parah. Dengan kata lain, ia harus menunggu beberapa saat dahulu sampai badannya benar-benar terbangun dan sadar akan keadaan sekitar. Pretty cool, isn’t it?
“Oke, oke. Sekarang gue udah ngerti fase NREM. Hubungannya sama sleep paralysis di mana?” Eits, tunggu dulu, kita belum membahas REM. 
REM adalah fase lanjutan dari NREM. Di NREM N3 dan N4 tadi kan sudah dijelaskan kalau the Sleeper telah memasuki tidur yang dalam. Nah, di REM, tidur the Sleeper bakal lebih dalam lagi dari sebelumnya. Fase REM terjadi 70-90 menit setelah kita tertidur. Di fase ini, situasi tubuh menjadi tidak karuan, yang ditandai dengan detak jantung yang meningkat dan aktivitas mata yang berkedip-kedip (hence, the name). Kebanyakan mimpi yang kita alami terjadi di fase REM. Di fase inilah mimpi-mimpi kalian yang nggak jelas dan absurd itu terjadi. Satu fakta fase REM yang berhubungan dengan sleep paralysis adalah bahwa di fase tersebut otak sengaja “melumpuhkan” otot tubuh kita supaya kita tidak bergerak sesuai dengan mimpi. Masa mau sih, kita memukul-mukul dinding mengikuti mimpi kita yang bentuknya entah bagaimana?
Setelah mengerti tentang siklus tidur, sudah saatnya kita menjawab pertanyaan besar yang muncul di awal tadi: apa yang sebenarnya terjadi saat sleep paralysis?

Kamu harus sadar bahwa tubuh kita memiliki full control atas apa yang kita lakukan. Di kasus ini, tubuh kita sebenarnya paham atas apa yang terjadi saat kita tidur. Di REM tadi dijelaskan kalau otak kita sengaja melumpuhkan otot tubuh agar mimpi kita yang sedang terjadi dapat berlalu dan siklus tidur kita bisa berjalan seperti biasa tanpa hambatan (hambatan yang seperti memukul dinding tadi.) Nah, ternyata meskipun kita sudah masuk ke dalam tidur yang dalam, kita masih bisa terbangun! Itulah sleep paralysis: tubuh kita secara tiba-tiba “sadar” akan situasi kita saat bermimpi. Tetapi di saat kita sadar itu fase REM belum selesai sehingga seberapa kuatnya pun kita mencoba untuk bangun dan bergerak, kita akan sulit bergerak atau lumpuh (paralyzed). Di beberapa kejadian, the Sleeper akan mengalami halusinasi secara bersamaan karena di fase REM, dua hal terjadi: 1) dia bermimpi dan 2) tubuhnya sadar, tapi masih lumpuh. Bisa jadi mengerikan untuk beberapa orang ketika mereka bangun di malam buta dan sadar bahwa mereka tidak bisa bergerak. Parahnya lagi, sesak nafas bisa menjadi salah satu efek sampingnya.
“Ketika sleep paralysis terjadi, apa yang harus kita lakukan?” It depends. Di sebagian besar kasus, the Sleeper yang sudah sadar bisa mencoba untuk menarik nafas perlahan-lahan dan mencoba untuk mengepalkan tangan. Bakalan sulit karena situasi tubuh yang lumpuh tadi, tapi saat melakukannya secara tidak sadar fase REM bisa saja berakhir. Beberapa orang juga mencoba untuk tidur kembali atau menutup mata ketika mereka mengalami sleep paralysis. Penting bagi kalian untuk tetap tenang ketika mengalami sleep paralysis. Jangan panik dan coba tarik nafas. Itu saja. Nggak perlu beli berlusin-lusin anti-depressant atau obat tidur deh. Nanti justru berdampak buruk ke bagian tubuh yang lain.
Nah, sudah jelas kan? Sudah nggak takut lagi kan kalau mengalami sleep paralysisBetter yet, sekarang kamu punya penjelasan dan bahan obrolan lebih banyak dengan teman! Lain kali, kalau mereka bilang ketindihan setan, jelasin ya.

Ruth Elsa
@ Perspektif
Perspektif’s Contributor
All Rights Reserved

The Sleep Paralysis Project. 2016. The Sleep Paralysis Project http://www.thesleepparalysisproject.org/
Chris French. 2009. The Waking Nightmare of Sleep Paralysis https://www.theguardian.com/science/2009/oct/02/sleep-paralysis
Chris French, Julia Santomauro. 2009. Terror Night http://thepsychologist.bps.org.uk/volume-22/edition-8/terror-night 
Web Kesehatan. 2015. Fase dan Siklus Tidur: Tahapan-Tahapan Dalam Tidur http://webkesehatan.com/fase-siklus-tidur-tahapan-tidur/ 
Sumber tulisan : https://perspektifofficial.com/2016/08/22/%E2%80%8Bsleep-paralysis-a-mistakable-supernatural-phenomenon/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ANAK TUNANETRA

NILAI RUJUKAN KURIKULUM

SIMULASI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DAN KREATIF