GAGASAN SUKARNO PANCASILA MEMPERSATU
Persatuan Nusantara jelas diusahakan
terutama oleh Sriwijaya dan Singhasari-Majapahit. Keberhasilan Sriwijaya dan
Majapahit telah menjadi sumber semangat Perjuangan Nasional melawan
kolonialisme dan mencapai kemerdekaan. Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945,
menyampaikan bahwa “Kita hanja 2 kali mengalami nationale staat yaitu didjaman
Sri Widjaja dan didjaman Madjapahit. Diluar dari itu kita tidak mengalami
nationale staat… Nationale staat hanja Indonesia seluruhnja, jang telah berdiri
di djaman Sri Widjaja dan Majapahit dan kini pula kita harus dirikan
bersama-sama.” Dalam rangka mendirikan Negara Nasional Indonesia itu Pancasila
dimunculkan sebagai dasar dari Republik yang hendak didirikan. Pancasila
dianggap memiliki nilai persatuan yang kokoh, yang oleh Bung Karno, perasan-nya
yang bernama “gotong-royong” itu adalah “…satu perkataan Indonesia yang
tulen..” Dan “Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah Negara gotong
royong! Alangkah hebatnya!”
Dari sejarah, kita mengerti bagaimana
Kertanagara, Raja Singhasari itu merintis visi persatuan filsafat ketuhanan
(baca juga: ideologi) dalam kerangka menyatukan Nusantara untuk
menghadang ancaman kekuasaan asing. Agama-agama besar Nusantara: Siwa dan
Buddha serta agama leluhur pribumi dengan bijaksana disatukan dalam satu visi
kerohanian demi persatuan Nusantara walau tentu saja mempunyai jalan yang
berbeda. Itulah Bhineka Tunggal Ika. Visi ini diteruskan Majapahit yang menjadi
inspirasi dan semangat Perjuangan Nasional hingga menemukan Pancasila sebagai
dasar dari Republik yang hendak didirikan itu.
Komentar
Posting Komentar