SOEKARNO DAN FIDEL CASTRO
Di tahun 1960 datanglah Sukarno ke Kuba. Ia
dibawa ke Istana dan ditempat khusus, Fidel minta diajari konsep-konsep
revolusi. “Tuan Sukarno, negara ini memiliki semangat tersendiri dalam
mewujudkan perubahan, kami berdiri disini sendirian dikelilingi negara-negara
perkebunan tinggalan Spanyol dan Portugal, kami juga berdekatan dengan rajanya
Kapitalis dunia Amerika Serikat, tiap waktu kami berjaga agar jangan sampai
rudal Amerika menimpa kota kami, dan kami terpaksa bersekutu dengan Sovjet Uni
agar kami aman. Memang Mao meminta kami agar bersama-sama membangun persekutuan
politik, tapi karena Sovjet Uni menolak bila Mao ikut campur maka kami terpaksa
melepaskan Mao, walau itu menyakitinya. Padahal kami merasa kami harus mandiri,
tidak bergantung kepada negara lain seperti negara Tuan, Indonesia...”
“Begini, Yang Mulia Castro..... Sebuah
negara pertama-tama harus mandiri. Itu persyaratan terbesar sebuah revolusi. Ia
tidak boleh bergantung kepada siapa-siapa, kekuatan dirinya sendiri yang
menjadi ukuran. Sebuah negara harus memiliki kemandiriannya, karena kemandirian
ia akan mendapatkan tiga hal : Kehormatan, Kemanusiaannya dan Kepandaiannya.
Nah, untuk mencapai ini kita harus tegar menghadapi badai godaan. Saya sendiri
akan melawan bila negara saya dikelilingi koloni-koloni yang kemudian akan
berkembang sebagai sebuah ancaman”
Lalu Fidel bertanya lagi. “Jadi apa yang
harus dilakukan Kuba”. Sukarno menjawab “Yang harus dilakukan adalah
pertama-tama Yang Mulia harus menganalisa kekuatan modal yang mulia, apa yang
bisa dijadikan alat untuk mandiri, lalu gunakan modal itu 100% untuk
kesejahteraan umum. Bagi saya kesejahteraan umum itu sumber kebahagiaan rakyat,
negara tidak boleh menjadi tempat bagi penggarong atas nama kapital, atas nama
komoditi”.
Komentar
Posting Komentar