MOBILITAS SOSIAL
TUGAS IPS
MOBILITAS SOSIAL
Nama :
Muhammad Bintang Firdaus
Kelas :
XI RPL 2
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari
kata Latin mobilis yang berarti mudah bergerak atau mudah dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Robert M.Z. Lawan pengertian
mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu lapisan ke lapisan yang
lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Menurut Horton dan Hunt
mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya.
Menurut Kimball Young
dan RaymW. Mack, pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
Perubahan dalam
mobilitas sosial ditandai oleh perubahan struktur sosial yang meliputi
huburtgan antarindividu dalam kelompok dan antara individu dengan kelompok.
Baik mobilitas individu maupun kelompok sama-sama memiliki dampak sosial.
Keduanya membawa pengaruh bagi perubahan struktur.
Seorang individu dalam
lingkungan masyarakat mengalami perubahan kedudukan sosial dari satu lapisan ke
lapisan yang lain, ketingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih
rendah. Pergerakan sosial atau mobilitas sosial dalam mempertahankan hidup
merupakan suatu hal atau tindakan yang manusiawi hal ini dikarenakan manusia
selalu menginingkan yang terbaik dalam kehidupannya.
Bentuk Mobilitas
Sosial
1. Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas horizontal
merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir
seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut
dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir
tidak mengubah status sosialnya.
2. Mobilitas sosial
vertikal
Mobilitas sosial
vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas
vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah
(social sinking).
§ Mobilitas vertikal ke
atas (Social climbing)
Mobilitas
vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama:
Masuk
ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan
rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah
ada sebelumnya.
Contoh:
A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan,
ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Membentuk
kelompok baru.
Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status
sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari
organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
§ Mobilitas vertikal ke
bawah (Social sinking)
Mobilitas
vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama:
Turunnya
kedudukan.
Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
Contoh:
Nelson Piquet Jr. dipecat dari tim Renault karena gagal meraih poin di F1 2009.
Turunnya
derajat kelompok.
Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok
sebagai kesatuan.
Contoh:
Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
3. Mobilitas
antargenerasi
Mobilitas
antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya
generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini
ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu
generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan
pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo
adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah
dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh
ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
4. Mobilitas intragenerasi
Mobilitas sosial
intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam satu generasi.
Contoh: Pak Darjo
awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan
mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang
akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang
pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang
becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak.
Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut
sebagai mobilitas intragenerasi.
5. Mobilitas sosial
geografis
Gerak sosial ini
adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain
seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
Saluran
Mobilitas Sosial
1. Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan saluran nyata dalam mobilitas sosial vertikal. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai sosial elevator bergerak dari yang paling rendah ke paling tinggL Karena melalui lembaga pendidikan seseorang dapat meningkatkan wawasan maupun kemampuan intelektualnya sehingga sangat logis untuk mengemban status yang lebih tinggi. Masyarakat sangat menghargai seseorang yang memiliki pendidikan tinggi karena dianggap memiliki kemampuan bekerja contohnya pegawai negeri dan dokter.
2. Politik
Salah satu bentuk dari organisasi politik adalah partai politik. Seseorang yang menjadi anggota dalam partai tersebut akan berusaha memangkan partainya. Mereka yang menang mengalami mobilitas vertikal naik karena dapat menduduki kursi dl lembaga legislatif maupun eksekutif. Bahkan tak jarang kita temui para anggota partai yang gagal dan mengalami mobilitas vertikal turun sehingga mengalami kegoncangan jiwa.
3. Ekonomi
Ekonomi yang terwujud dalam bentuk kekayaan menjadi sarana yang paling penting bagi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik. Di negara-negara kapitalistik atau di negara-negara berkembang yang masyarakatnya materialistic, ekonomi, dan kekayaan merupakan salah satu faktor penentu pelapisan sosial. Pada umumnya mereka berpikiran bahwa kedudukan dalam masyarakat dapat dipilih dengan sejumlah uang atau materi sehingga melalui saluran-saluran ekonomi dan lembaga-lembaga ekonomi mereka mengejar status yang lebih tinggi.
4. Perkawinan
Dengan perkawinan mobilitas sosial vertikal naik atau turun dapat terjadi. Seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari lapisan sosial dibawahnya akan mengalami mobilitas sosial turun. Sebagai contoh jika ada gadis Bali yang menikah dengan pemuda yang berkasta lebih rendah darinya maka pernikahan tersebut dianggap sebagai pelanggaran norma kasta.
Ekonomi yang terwujud dalam bentuk kekayaan menjadi sarana yang paling penting bagi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik. Di negara-negara kapitalistik atau di negara-negara berkembang yang masyarakatnya materialistic, ekonomi, dan kekayaan merupakan salah satu faktor penentu pelapisan sosial. Pada umumnya mereka berpikiran bahwa kedudukan dalam masyarakat dapat dipilih dengan sejumlah uang atau materi sehingga melalui saluran-saluran ekonomi dan lembaga-lembaga ekonomi mereka mengejar status yang lebih tinggi.
4. Perkawinan
Dengan perkawinan mobilitas sosial vertikal naik atau turun dapat terjadi. Seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari lapisan sosial dibawahnya akan mengalami mobilitas sosial turun. Sebagai contoh jika ada gadis Bali yang menikah dengan pemuda yang berkasta lebih rendah darinya maka pernikahan tersebut dianggap sebagai pelanggaran norma kasta.
Faktor
Pendorong Mobilitas Sosial
Situasi
pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor berikut:
A. Faktor Struktural
Faktor
structural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan
untuk memperolehnya.
Yang termasuk dalam cakupan faktor
struktural antara lain:
1) Struktur Pekerjaan
Di setiap
masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan. Biasanya ini terkait dengan kegiatan
perekonomian masyarakat tersebut.
2) Perbedaan Fertilitas
Setiap
masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap proses
mobilitas sosial yang akan berlangsung.
3) Ekonomi Ganda
Suatu Negara
mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern). Hal ini
tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun
yang rendah.
B. Faktor Individu
Faktor
individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun yang
termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut:
1)
Perbedaan Kemampuan
2)
Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
3)
Faktor Kemujuran
C. Status sosial
Setiap manusia
dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika
ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri.
Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan orang tuanya, ia dapat
mencari sendiri lapisansosial yang lebih tinggi dengan melihat kemampuan dan
jalan yang di tempuh dan hal ini hanya terjadi dalam masyarakat yang memiliki
struktur sosial yang luwes.
D. Keadaan ekonomi
Keadaan
ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial. orang yang hidup dalam
keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian mereka yang tidak mau menerima
keadaan ini berpindah tempat tinggal kedaerah lain atau kekota besar. Secara
sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
E. Situasi politik
Situasi
politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam
sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi
keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia kedaerah yang
lebih aman.
F. Kependudukan (demografi)
Faktor
kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Pertambahan
jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan
kemiskinan semakin merajalela. Keadaan demikian mendorong sebagian warga
masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
G. Keinginan melihat daerah lain
Adanya
keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
Komentar
Posting Komentar