Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim

Hai Perspekter! Kalian semua pasti tahu kan tentang climate change atau perubahan iklim? Bagi yang tidak tahu mungkin kenal dengan yang namanya global warming? Yap, itu adalah masalah yang kita semua—sebagai masyarakat global—alami saat ini.
Kalian merasa tidak kalau isu mengenai perubahan iklim terasa semakin heboh akhir-akhir ini? Bahkan sekarang United Nations atau PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) sampai turun tangan dan menyerukan kepada semua komunitas global untuk turut bertindak. Manusialah faktor terbesar dalam terjadinya perubahan iklim, mulai dari polusi air, polusi udara, pembuangan limbah, perusakan alam, kurangnya kesadaran akan lingkungan, hingga pemborosan energi.

Apa saja sih akibat yang akan ditimbulkan perubahan iklim? Berikut beberapa efek buruk climate change:
  1. Meningkatnya suhu global
    Lima gelombang panas tertinggi yang tercatat semuanya terjadi setelah tahun 1997. Meningkatnya temperatur global menjadi penyebab melelehnya es di kutub, meningkatnya permukan air laut, dan meningkatnya frekuensi terjadinya badai. Perlu kalian ingat bahwa meningkatnya temperatur global bukan berarti semua daerah akan menjadi panas. Ini adalah perhitungan rata-rata temperatur bumi. Bisa saja di suatu tempat terjadi peningkatan suhu sedangkan di tempat lain justru semakin dingin.
  2. Melelehnya es di kutubPemanasan global mengakibatkan mencairnya lapisan es di kutub. Dengan laju pemanasan global sekarang ini, diprediksi pada musim panas sekitar tahun 2050 daerah kutub utara akan bebas es. Akibatnya? Peningkatan permukaan air laut, kerusakan ekosistem kutub, dan kepunahan spesies kutub.
  3. Meningkatnya permukaan air lautDengan melelahnya es di kutub, permukaan air laut akan meningkat. Hal ini akan mengancam keberadaan kota-kota di pesisir laut atau daerah dengan elevasi rendah seperti Jakarta, Venice, London, New York, Shanghai, Maldives, Tuvalu, dan negara kepulauan Pasifik. Banjir pun akan semakin sering terjadi di daerah tersebut.
  4. Perubahan cuaca yang sulit diprediksiPola cuaca akan lebih sulit diprediksi akibat perubahan iklim. Di beberapa daerah, ini akan meningkatkan intensitas hujan yang kemudian mengakibatkan seringnya banjir. Di daerah lainnya, kemunculan arus panas akan semakin ekstrim dan mengakibatkan kekeringan yang berkepanjangan. Dengan meningkatnya suhu udara dan air di lautan, badai topan akan semakin sering terjadi. Selain itu, bagi daerah yang memiliki empat musim, lamanya musim akan semakin sulit diprediksi. Musim semi, musim dingin, dan musim lainnya terkadang bisa terjadi sepuluh hari lebih awal atau justru terlambat hingga dua minggu.
  5. Penyebaran penyakitDengan semakin hangatnya temperatur global, epidemi penyakit mewabah. Cuaca yang lebih hangat adalah situasi yang ideal bagi virus dan bakteri untuk menyebar. Penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah juga akan semakin luas cakupannya, bukan hanya di daerah tropis saja.
  6. PertanianJelas pertanian akan terancam. Dengan cuaca yang semakin sulit diprediksi, gagal panen akan semakin sering terjadi.
  7. Meningkatnya keasaman air lautSejak tahun 1955, 90% kelebihan panas di atmosfer diserap oleh air laut. Diperkirakan sekitar setengah dari kelebihan karbondioksida telah diserap oleh laut sejak revolusi industri. Beberapa dari karbondioksida tersebut bereaksi menjadi asam karbonat yang mengakibatkan peningkatan keasaman air laut.
    Akibat paling krusial dari peningkatan keasaman laut adalah fenomena coral bleaching, di mana terumbu karang yang warna-warni menjadi putih. Koral yang memutih akan menjadi rentan dan mudah mati. Sejak tahun 1985, sudah setengah koral menghilang dilautan. Jika hal ini berlanjut jauh lebih cepat dari kemampuannya beradaptasi, koral akan menghilang pada tahun 2050. Ini akan berdampak buruk terhadap lebih dari 25% spesies lautan. Kabar gembiranya, saat ini para ilmuwan sedang mengembangkan cara untuk menumbuhkan koral di laboratorium dan melakukan guided evolution agar koral bisa beradaptasi dengan lebih baik. Semuga saja usaha tersebut berhasil.
  8. Kepunahan massalJika perubahan iklim dibiarkan, para ilmuwan khawatir kepunahan dalam skala besar akan terjadi. Sekarang saja tingkat kepunahan spesies lebih cepat dibandingkan beberapa abad sebelumnya. Beberapa ilmuwan bahkan yakin bahwa kita sudah memasuki kepunahan massal ke-6, di mana hampir 25% spesies di bumi terancam punah. Kemunculan spesies baru juga tidak bisa mengejar laju kepunahan tersebut.
  9. Melukai ekonomi globalSepertinya dampak yang ini cukup jelas. Kekeringan, banjir, badai, topan, pengaruh cuaca terhadap pertanian dan peternakan, kepunahan spesies-spesies yang ada, semakin seringnya kebakaran hutan, meningkatnya air laut, dan berbagai efek lainnya akan mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
    Pada 30 November hingga 11 Desember 2015, diadakan United Nations Conference on Climate Change di Paris untuk membahas isu perubahan iklim yang dihadiri oleh pemimpin negara dan delegasi dari 190 negara. Pada konferensi tersebut, mereka mebahas masalah ini secara lebih serius dan meminta komitmen semua negara peserta untuk turut serta dalam menangani masalah perubahan iklim.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai individu? Marilah kita meningkatkan kesadaran publik terhadap perubahan iklim dan mengubah pola hidup kita. Berikut adalah beberapa tips yang saya kutip dari UN Conference on Climate Change (http://www.cop21.gouv.fr/en/climate-friendly-habits):
  1. Gunakan peralatan yang hemat energi
  2. Matikan alat elektronik (hindari standby mode) dan lampu jika tidak digunakan
  3. Hindari penggunaan heater atau AC yang berlebihan dan tetapkan suhu sesuai kebutuhan
  4. Jika memungkinkan, kurangi penggunaan alat-alat elektronik seperti HP dan komputer
  5. Jangan boros air
  6. Bersepeda, carpooling, atau gunakan transportasi publik
  7. Daur ulang sampah dan kurangi penggunaan barang-barang sekali pakai (minuman kemasan, sumpit, dan lain-lain)
  8. Kurangi penggunaan kertas
  9. Ubah pola makan
Beberapa tips lainnya dari saya mungkin jaga kebersihan, jangan membuang sampah sembarangan, dan yang terpenting cintailah lingkungan.

#OursToLose adalah kampanye global mengenai masalah perubahan iklim sebagai bentuk dukungan terhadap konferensi yang terjadi pada Desember 2015 di Paris serta memberi tekanan terhadap para pemimpin global untuk bertindak. Jika kalian punya waktu, harap kunjungi beberapa link yang saya berikan untuk informasi lebih rinci mengenai perubahan iklim.
We do not inherit the earth from our ancestors; we borrow it from our children.
November 2015
FH @ Perspektif
All Rights Reserved
Sumber Tulisan: https://perspektifofficial.com/2016/08/21/dampak-perubahan-iklim/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ANAK TUNANETRA

NILAI RUJUKAN KURIKULUM

SIMULASI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DAN KREATIF